Melupakan Itu Sulit. Tapi…

Bicara soal melupakan tidak akan ada habisnya. Bagaimana tidak, kata kerja ini digunakan untuk orang yang memiliki kenangan buruk. Misal, kenangan akan sebuah hubungan yang diusahakan bertahun-tahun namun belum ada akhir yang pasti.

Melupakan adalah obat manjur bila tahu cara pemakaiannya. Namun, tidak banyak orang yang tahu. Bahkan saya sendiri masih mencari cara yang tepat untuk bisa melupakan dengan baik.

Lalu kenapa harus dibahas?

Jelas, karena saya masih penasaran. Jujur, bagi saya pribadi melupakan itu sulit. Walau berusaha sekuat apa pun. Masih ada saja kenangan yang mengusik lalu menyapa kembali. Padahal ingin sekali dikubur dalam-dalam.

Berarti tidak menghargai kenangan dong?

Bila kenangan itu mengingatkan tentang hal yang menyakitkan apakah masih perlu dipertahankan?

Hal yang menjadi sulit lainnya. Bilamana di dalam kenangan yang pedih masih ada hal indah menyelimuti. Ingin sekali untuk melupakan. Tapi….

Jadi teringat film Pixar Inside Out. Menceritakan tentang karakter utama yang memiliki “emosi hidup” dalam dirinya. Para emosi (amarah, gembira, sedih, insecure) bertugas memilah kenangan karakter utama berdasarkan emosi yang terjadi saat itu. Di awal cerita, kenangan yang tersimpan tidak boleh memiliki lebih dari 1 emosi. Halhasil 1 emosi mewakili 1 kenangan. Kepanikan terjadi ketika emosi gembira menemukan ada 1 kenangan memiliki 2 emosi. Cerita berlanjut ketika emosi gembira berjuang mempertahankan kenangan yang mulai menghilang.

Nah, terkait dengan bahasan melupakan. Pada kenyataannya, kenangan memiliki banyak emosi. Walau memang kadang ada kenangan dengan emosi yang dominan. Kita jadi sungkan melupakan sepenuhnya.

Saya kemudian mencoba memvalidasi apakah memang benar melupakan itu sulit? Sasya teman yang pertama kali saya kenal saat acara literasi membenarkan asumsi tersebut.

“Memang melupakan itu menjadi sulit bila kita tidak bisa mengikhlaskan,” Katanya.

Mengikhlaskan menjadi elemen penting dalam proses melupakan.

Praktiknya bagaimana? Apa akan semudah itu bisa mengikhlaskan?

Saya pribadi masih dalam proses memahami. Setidaknya, saya sudah tahu langkah yang harus diambil. Saat saya sudah mengerti lebih banyak lagi mari kita bahas kembali.

Kalau kamu apakah bisa melupakan sepenuhnya?

2 Replies to “Melupakan Itu Sulit. Tapi…”

  1. tulisan yang bagus bli dodi. sepertinya manusia tidak akan bisa melupakan sesuatu secara sengaja, yang bisa itu mengabaikan dan mengikhlaskan (cmiiw)😅

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.