Bagaimana Seandainya …

Bagaimana seandainya

Ini bukan situasi dimana kamu ingin mengulang waktu. Bagaimana seandainya disini lebih menitikberatkan pada apa yang terjadi di depan kamu.

Misal, saat kamu menghadapi hari yang buruk. Kejedot spion truk terus kepalamu benjol.

Daripada kamu mikir.

“Sial apes banget hari ini…!!!” Sambil tepokin kepala. *lah malah makin sakit.

Mending mikirnya.

“Syukur untung baru kepala. Bagaimana seandainya yang lain?”

Bisa jadi kamu tidak akan terlalu memikirkan rasa sakitnya dalam jangka waktu lama. Alih-alih kamu bisa saja melanjutkan aktivitasmu sambil mengobati benjolan nan biru di kepalamu itu.

Kamu bisa membawa “bagaimana seandainya” ke dalam hal-hal lain. Misal:

  • Bagaimana seandainya melakukan kegiatan spontan? *Uhuy!!!
  • Bagaimana seandainya pakai baju terbalik?
  • Bagaimana seandainya mengambil arah jalan memutar?
  • dan masih banyak lagi…

Aku sendiri sambil menulis ini. Sedang melakukan tindakan dari pertanyaan bagaimana seandainya aku menulis blog hari ini. Daripada lama dianggurin, Ya ngga? He.. He..

Pertanyaan “bagaimana seandainya” akan membawa pikiran kamu ke kemungkinan-kemungkinan tanpa batas. Malah terkadang bisa mengarah ke pemikiran yang di luar nalar.

Berita baiknya, kamu bisa mengasah rasa keingintahuanmu, meningkatkan kreatifitas serta selalu berpikiran positif. Bahkan bisa mengantisipasi apa yang terjadi selanjutnya.

Disamping berita baik, ada berita buruknya juga. Kamu akan lambat mengambil keputusan, terlalu berhati-hati atau malah melewatkan kesempatan penting.

Sebaiknya pertanyaan “Bagaimana seandainya” ini dipergunakan seperlunya saja. Jangan terlalu berlebihan. Demi masa depan kamu yang cerah. Oke? 🙂

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.