Asal-asul Siobak Khe-Lok Kuliner Khas Singaraja yang Legendaris
Kalau bicara tentang kuliner Bali pasti identik dengan olahan Babi. Namun, olahan babi tidak melulu soal babi guling. Ada olahan lain yang merupakan hasil kolaborasi 2 budaya. Olahan yang sudah ada ratusan tahun lalu semenjak bangsa Cina pertama kali menginjakkan kaki di Bali Utara.
Siobak namanya. Hidangan potongan dari setiap bagian daging babi yang sebelumnya direbus dengan rempah-rempah khusus selama kurang lebih 3 jam. Lalu disajikan dengan siraman kental saus tauco serta ditemani irisan mentimun dan krupuk kulit Babi.
Dari sekian banyak Warung Siobak yang ada di Singaraja. Siobak Khe-Lok adalah yang paling berkesan bagi saya. Saya pertama kali mencoba saat berlibur ke ibu kota kabupaten Buleleng ini bersama teman. Saking enaknya, saya sampai menghapal nama plang warung yang unik tersebut “Siobak Khe-Lok”. Untuk jaga-jaga jika seandai saya ke Singaraja, pasti akan singgah lagi.
Beberapa tahun telah berlalu, saya belum sempat ke Singaraja. Sampai suatu ketika saya melewati jalan Gatot Subroto Timur, Denpasar. Di kala mata ini bertamasya melihat kanan dan kiri. Dari kejauhan ada plang nama yang sangat familiar. Plang yang sama saat saya mencoba Siobak pertama kali. Saya pun mampir ingin bernostalgia. Rasanya masih sama. Saya menikmatinya.
Sampai tulisan ini dibuat. Saya sudah 4 kali berkunjung ke warung Siobak ini. Warung yang dimiliki oleh Pak Gede Mulyawan atau sering disapa Pak Wawan. Beliau adalah generasi ketiga dari usaha keluarga warung Siobak Khe-Lok.
Ada cerita menarik ketika mengulik asal-usul nama “Khe-Lok”. Dari penuturan Pak Wawan. Nama ini terlontar dari dialog pemain pementasan Drama Gong Singaraja di tahun 1960an.
“Jika kamu ingin punya anak perempuan pergilah minta saran ke pemilik toko aki Cik Tae King yang punya 8 anak perempuan, Namun bila berhasrat memiliki anak laki-laki pergilah membeli Siobak ke Cik Khe Lok.” disertai gaya jenaka mereka. Lalu disambut gelak tawa para penonton. Alasan nama Cik Khe-Lok bisa disebut. Karena pria yang merupakan kakek dari Pak Wawan ini memiliki 9 anak laki-laki.
Dari pementasan itulah, nama Siobak Khe-Lok mulai jadi bahan perbincangan. Tidak sedikit yang penasaran dan bahkan memilih berkunjung langsung untuk mencicipi Siobak tersebut. Kata Pak Wawan sendiri, warung yang sudah berdiri sejak tahun 1964 tersebut merupakan warung siobak pertama di Kota Singaraja. Kemudian berlanjut membuka cabang-cabang yang kini sudah ada total 7 warung. Di daerah Singaraja ada 5 termasuk warung pertama. Denpasar ada 2, satu milik Ayah Pak Wawan yang berlokasi di Jalan Sutomo, Denpasar. Tentu satu lagi milik Pak Wawan sendiri.
Harapan Pak Wawan ke depannya, beliau bisa melanjutkan warisan dari Warung Siobak Khe-Lok. Saya pribadi mendengar cerita beliau sambil mengambil potongan terakhir daging yang diselimuti saus tauco juga mengamini usaha beliau semoga tetap ada. Agar bisa mengajak anak cucu saya kelak mencicipi Siobak Khelok yang legendaris ini.
Kini, tidak hanya warga lokal yang datang untuk menikmati. Warga luar daerah yang berasal dari Jakarta dan Surabaya menjadi yang paling sering menyepatkan diri mampir.
Bila penasaran bagaimana rasa dari Siobak Khe-Lok dengan harga Rp 40,000.-/porsi ini. Boleh mampir di warung Siobak Khe-Lok milik Pak Wawan dengan lokasi di Jl. Gatot Subroto Tim. No.256, Tonja, Kec. Denpasar Tim., Kota Denpasar, Bali 80234. Atau bisa klik Link Google Map Siobak Khe-Lok Denpasar