Pikiran Kusut

Sudah lama sepertinya saya tidak menulis di blog ini. Memang ya, makin kesini jarang orang yang baca blog. Terutama orang Indonesia sendiri. Sebenarnya, saya mau menunjukan bukti hasil risetnya. Cuman yah… namanya juga lagi mager. Untuk blog kali ini biar mengalir begitu saja.

Seperti biasa saat saya mau mengawali blog post, jeda post sebelumnya jaraknya begitu lama. Pasti dimulai dengan sebuah keruwetan. Padahal pengennya blog ini terkonsep sedemikian rupa. Tapi ya ngga jadi natural sepertinya. Ehm… mungkin saya akan mengambil idenya Raditya Dika. Ada kalanya saya akan menulis secara natural seperti sekarang asal keluar dari otak aja. Ada kalanya di lain waktu saya akan konsepkan. Didukung dengan fakta-fakta yang ada. Hmm… Gitu aja kayaknya enak.

Mudah-mudahan ya, blog awal ini bikin saya mulai benar-benar menulis blog lagi. Ah… sebenarnya ini pengalihan saya dari rehat saya di dunia media sosial. Rasanya untuk hal personal saya akan bagikan di blog saja. Itu pun juga tidak semuanya. Ya kali aja, saya ungkapin semua. Harus ada filter dong. He He….

Media sosial bisa saya pakai untuk keperluan usaha saja. Seperti saya sekarang lagi terikat dengan sebuah program yang akan membantu para UMKM ceritanya naik kelas. Ya kita aminin aja. Untuk cerita ini saya ceritakan di lain waktu lebih detailnya.

Kamu mungkin akan melihat update post blog ini dengan post sebelumnya terlampau jauh. Jujur saja, banyak hal yang ingin saya lakukan. Tapi sejarah sudah membuktikan rencana tinggallah sebuah wacana. Moga kali ini bisa rajin ya. 

Untuk saat ini rencananya sederhana, minimal update blog ini seminggu sekali. Hal-hal personal yang memang pantas saya bagikan akan saya bagikan disini. Sisanya saya akan taruh di jurnal pribadi saya. Maklum, umur bertambah banyak hal yang harus saya tulis dan berusaha untuk tidak menyimpannya di Otak.

Alasannya ya biar pikirannya ngga kusut seperti sekarang ini. Mungkin ya, karena saya sudah mulai mencapai titik jenuh saya saat ini. Nonton youtube udah mulai bosan, baca komik udah itu-itu aja dan hal lain lagi yang menurut saya harus mulai ke arah baru.

Saya ingin hasil yang beda. Hanya saja, kalau saya melakukan hal yang sama apakah mungkin itu terjadi. Ga kan, pastilah ngga…

Kamu juga mungkin melihat ketidakkonsistenan gaya menulis saya. Kadang menggunakan kata baku kadang juga menggunakan kata gaul. Ya itulah saya. Bahkan tulisan saya dari tadi ini kelihatannya tidak terstruktur. Ya memang saya suka nulis kaya gini karena spontan. UHUY…

Balik ke persoalan pikiran kusut. Saya benar-benar hampir mentok tadi. Harus ngapain dulu, mulai yang mana dulu dan bener ngga ini caranya. Jadi kalau ada orang yang bilang. “Dik, kok hidupmu kayak ngga ada beban gitu? Apa resepnya?” Siapa bilang. Setiap orang punya persoalannya masing-masing bro. Mungkin saya lagi di bagian ini, kamunya di bagian yang lain.

Lalu bagaimana selanjutnya? Kalau persoalan saya yang bikin kusut coba saya uraikan dulu perlahan-lahan. Ada sih yang saya ajak sharing. Cuman rasanya ngga harus saya kasih beban saya semua ke dia. Dia juga pasti punya persoalan juga.

Kayaknya cukup segini dulu post kali ini. Kalau diobrolin lagi jadi bakal tambah panjang. Kita sambung di post selanjutnya dengan pembahasan yang berbeda pastinya.

Oh ya, jika kebetulan kamu singgah lewat membaca blog ini. Selamat kamu adalah salah satu dari segelintir orang yang masih punya minat baca. Selain itu, Terima kasih sudah meluangkan waktumu untuk membaca blog yang saya anggap sederhana ini.

2 Replies to “Pikiran Kusut”

  1. Terima Kasih juga sudah masih menyempatkan waktu untuk melemaskan ototnya dalam menulis. Benar-benar sebuah kebetulan buat saya yang terlalu gampang tertarik dalam membaca sesuatu alias ‘penasaran’ terima kasih atas sebuah bahasan yang sepintas tapi membuat saya kembali sadar tentang sesuatu. Nulis lagi? Saya dukung!😄

    1. Ternyata memang sebuah tantangan ya dalam menulis? He…

      Anyway, terima kasih Dewi juga sudah menyempatkan berkunjung. Semoga ke depannya saya bisa rajin menulis.

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.