Ingin Saja Tidak Cukup
Ketika kita mau melakukan sesuatu. Pasti ingin rasanya seperti OST Doraemon. Ingin begini, ingin begitu. Namun kalau hanya ingin saja tidak cukup.
Kita perlu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya. Bahkan sebelum itu terjadi. Perlu persiapan yang matang.
Ambilah contoh, saya ingin melakukan tantangan menulis 30 hari. Di awal, saya hanya berfokus seperti apa yang saya lakukan sebelumnya. Yaitu menulis secara dadakan. Itu juga yang terjadi di tantangan sebelumnya. Hanya mengandalkan jam-jam terakhir baru menulis secara serampangan.
Ternyata apa yang saya lakukan selama ini salah.
Seharusnya, setiap tulisan baru. Saya melakukan evaluasi menyeluruh. Baik dari segi pemilihan kata, kerangka tulisan. Bahkan tujuan saya menulis untuk siapa. Agar tulisan memiliki struktur yang rapi dan enak dibaca.
Kali ini, saya hampir melakukan kesalahan yang sama. Menulis tanpa rencana yang jelas. Ini jadi berbahaya bila diteruskan. Yang ada, tulisan saya jadi tidak berkembang. Bahkan, bisa jadi malah membuat orang bingung ketika membaca.
Tujuan akhirnya kan agar tulisan yang saya buat bisa dinikmati pembaca. Namun, bila tidak direncanakan dengan matang. Yang terjadi tulisan yang dibuat malah sangat berantakan, sangat dangkal dan terlihat cupu.
Ketika tulisan sudah bisa jadi pun perlu dilakukan pemeriksaan ulang. Untuk menghindari salah tanda baca, ejaan yang keliru atau bahkan menjadi kalimat mati.
Inilah yang menjadikan keinginan untuk menjadi penulis yang baik itu tidak cukup. Perlu yang namanya latihan, latihan dan latihan. Tidak lupa perlu adanya evaluasi untuk tetap bisa meningkatkan kualitas tulisan itu sendiri.
Ke depan saya masih belajar meningkatkan kualitas tulisan. Bahkan dulu guru menulis saya pernah bilang “Tidak ada tulisan yang sempurna”. Akan selalu ada kala kita melihat tulisan yang kita buat terasa masih kurang. Lalu ingin rasanya merevisi agar “terlihat” sempurna.
Menurut asumsi saya. Ini terjadi karena kondisi kita sebelumnya berbeda. Bisa saja saat kita melihat tulisan lama tersebut. Ketika pengetahuan kita sudah bertambah.
Wajar itu terjadi. Yang penting jangan biarkan “kesempurnaan” tulisan kita menghalangi tulisan itu untuk dibaca. Lebih baik selesai daripada menunggu sempurna bukan?